Perbedaan infrastruktur sipil dan infrastruktur militer yaitu
Infrastruktur sipil
- Fungsi pelayanan publik
- Aspek kekuatan, keamanan, kenyamanan, keindahan dan konservasi energi ditekankan
- Pertimbangan ekonomi menjadi perhatian penting
- Akses dipermudah sesuai dengan fungsinya
Infrastruktur militer
- Menunjang fungsi kemiliteran / pertahanan
- Aspek kekuatan dan kepraktisan ditekankan.
- Pertimbangan ekonomi konstruksi kurang menjadi perhatian
- Akses untuk umum dibatasi
Ada beberapa persyaratan bangunan yang harus dipenuhi yaitu
1. Kekuatan (strength)
2. Kekakuan (stiffness)
Kekakuan bangunan terkait dengan deformasi
bangunan (defleksi, rotasi, translasi) yang dialami struktur selama
mendukung beban. Dengan demikian untuk suatu bangunan terjadinya
deformasi harus dibatasi.
Kekakuan juga berhubungan dengan suatu sifat
resonansi suatu struktur terhadap adanya beban dinamik atau getaran
yang ada di sekitar bangunan. Struktur suatu bangunan harus cukup kaku
untuk menghindari peristiwa resonansi.
3. Kenyamanan (comfortability) dan Keindahan (Aesthetic)
Agar bangunan berfungsi dengan baik dan
memberikan kinerja yang tinggi diperluan kondisi yang nyaman bagi para
penggunanya. Aspek kenyamanan meliputi pergerakan dalam gedung,
pencahayaan, suhu, aliran udara, dll)
Sebagai sarana publik, gedung akan berada
pada suatu kawasan dan terkait dengan sarana yang lain. Dengan demikian
keindahan bangunan tidak boleh dilupakan dalam perancangan bagunan.
4. Keawetan (durability)
Selama mendukung beban dalam masa layan yang
direncanakan, struktur atau elemen struktur akan mengalami berbagai
kondisi yang dapat mengakibatkan degradasi struktur. Kondisi lingkungan
yang agresif dengan adanya kandungan asam, garam, perbedaan suhu dll,
dapat menyebabkan rusaknya elemen penyusun struktur. Dengan demikian
dalam perencanaan dan perancangan harus ditentukan material yang sesuai
dengan kondisi setempat.
5. Adanya Sistem Operasional dan Perawatan (OM support system)
Kebutuhan sistem penunjung fungsi bangunan
berupa sistem operasional dan perawatan harus sudah direncanakan sejak
awal. Sistem OM yang baik akan menghasilkan gedung dengan biaya
operasional rendah dan gedung akan dapat berfungsi selama minimal
memenuhi masa layan yang direncanakan. Tidak jarang pula adanya sistem
OM yang baik dapat memperpanjang masa layan bangunan.
Pengetahuan yang saling terkait
Untuk membangun suatu gedung, diperlukan
perhitungan dan analisis berbagai hal yang saling terkait dengan bekal
pengetahuan sebagai berikut :
- Analisis Struktur
- Mekanika Bahan
- Struktur Beton Bertulang
- Struktur Baja
- Struktur kayu
- Mekanika Tanah
- Teknik Fondasi
- Bahan Bangunan
- Analisis Dinamik dan Ilmu Gempa
- Peraturan (standar) yang berlaku
Pengetahuan tambahan yang diperlukan untuk meningkatkan manfaat, kenyamanan dan fasilitas lainnya antara lain :
- Elektrikal
- Sanitasi
- Teknik peenyehatan
- Plumbing / perpipaan
- Drainasi
- Pengaturan udara
- Konservasi lingkungan, dll.
Keterkaitan masing-masing ilmu ditentukan oleh jenis, fungsi, tingkat kesulitan bangunan, besar-kecilnya bangunan dll.
Bagian bangunan dan strukturnya
Secara struktural, bangunan dibagi dalam dua bagian yaitu :
- Struktur bawah (sub structure), adalah bagian struktur yang berfungsi mendukung / menyangga struktur atas dan menghubungkan antara keseluruhan bangunan dengan tapak.
- Struktur atas (upper structure), adalah bagian struktur yang berkaitan langsung dengan fungsi bangunan (berhubungan langsung dengan ruang aktifitas pengguna).
Berdasarkan bahan penyusun strukturnya :
- Struktur beton bertulang
- Struktur baja
- Struktur kayu
- Struktur gabungan
Berdasarkan jumlah lantai, bangunan gedung dibedakan menjadi :
- Bangunan tidak bertingkat (satu lantai/single story)
- Bangunan bertingkat (banyak lantai/multy story)
- Elemen Struktural, adalah bagian bangunan yang menjadikan struktur tetap kokoh dan stabil dalam mendukung beban. Terganggunya fungsi salah satu elemen dapat mempengaruhi perilaku struktur secara keseluruhan. Termasuk elemen struktural adalah kolom, balok, pondasi, rangka atap dan dinding geser.
- Elemen non struktural, adalah bagian bangunan yang tidak terkait secara langsung dengan kekuatan struktur bangunan dan menjadi beban bagi elemen struktural. Biasanya elemen non struktural mengalami kerusakan yang lebih awal dan mengalami perbaikan/pengantian. Termasuk elemen non struktural adalah lantai, dinding, penutup atap, dan tangga.
Terkadang suatu elemen bisa termasuk
struktural atau non struktural tergantung dalam perencanaan struktur
bangunannya. Contohnya adalah lantai atau kolom praktis.
Pembebanan pada bangunan
Beban-beban yang harus diperhitungkan dalam suatu struktur bangunan gedung adalah
- Beban mati (berat bagian-bagian bangunan). Beban ini otomatis ada dalam setiap struktur dan arahnya sesuai dengan gravitasi. Keberadaan beban ini adalah tetap selama bangunan tersebut ada.
- Beban hidup. Beban ini muncul karena pemanfaatan struktur bangunan susai dengan fungsinya. contoh beban hidup adalah beban orang, mesin-mesin dan barang lainnya.
- Beban sementara. Disebut beban sementara karena keberadaanya tidak menerus dan tidak dapat diprediksi waktu kehadirannya. Termasuk beban sementara adalah beban angin dan beban gempa.
Beban-beban yang harus didukung oleh struktur bangunan memiliki arah yang bervariasi.
- Arah gravitasi. Beban mati dan beban hidup biasanya akan memiliki arah sesuai dengan gravitasi.
- Arah menyudut. Beban dengan arah yang menyudut biasanya ditimbulkan oleh beban angin pada rangka atap.
- Arah horisontal. Beban angin dapat juga mempunyai arah horisontal yaitu mengenai bagian dinding bangunan. Selain gaya angin, gaya gempa juga membebani struktur bangunan dalam arah horisontal.
Beban angin dan beban hidup di atap didukung
oleh struktur rangka atap. Beban dari struktur rangka atap diterima
oleh struktur rangka bangunan. Beban dari lantai diterima oleh plat
lantai, diteruskan oleh balok-balok dan kemudian dilimpahkan kepada
struktur rangka dengan sistem struktur tertentu.
Dengan mekanisme tertentu pula beban dari
rangka struktur atas diteruskan ke sub structure / pondasi. Beban
pondasi dipikul oleh tanah tempat bangunan berdiri. Tanah harus cukup
kuat memikul beban, yaitu tegangan ijin tanah yang ada tidak sampai
terlampaui karena adanya beban dari pondasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar